KumparanImbauan agar masyarakat tidak menolak jenazah korban virus corona terus disuarakan. Setelah Muhammadiyah, kini suara yang sama datang dari pengasuh pondok pesantren Krapyak di DIY.
KH Hilmy Muhammad, yang juga anggota DPD dari DIY meminta masyarakat tidak menolak jenazah pasien corona.

“Tidak ada alasan untuk menolak jenazah Covid-19. Rumah sakit tentu sudah menyiapkan protokol yang harus dipatuhi. Seluruh proses pengurusan jenazah, termasuk menyalatinya, sepatutnya sudah diselesaikan di RS,” kata Kiai yang akrab disapa Gus Hilmy ini dalam keterangannya. Pesantren Krapyak adalah salah satu pesantren besar di DIY.

“Jadi jenazah tinggal dikuburkan saja. Persoalan nanti ada yang ingin menyalatinya lagi, bisa dilakukan secara salat gaib. Dan pengurusannya pun sangat rapi dan berlapis,” tambah dia.

Hilmy menyampaikan, masyarakat tidak perlu setakut itu. Sebab tenaga medis telah melakukan pemulasaran jenazah sesuai protokol. Selain itu, hal ini menjadi tanggung jawab bersama, hukumnya fardhu kiyafah.

Dia menjelaskan bahwa telah ada jaminan kesehatan dari Kementerian Kesehatan selama perawatan jenazah sesuai prosedur, yaitu dimandikan dengan sabun, dikafani dan dibungkus plastik, diberi disinfektan lagi, dimasukkan ke dalam peti, dan dibungkus lagi dengan plastik. Baru setelah itu dikubur dengan kedalaman sekurang-kurangnya 1,5 meter dari permukaan tanah.

Dengan standar ini pula, menurutnya, pemerintah atau tenaga medis tak perlu lagi melarang keluarga atau masyarakat yang ikut dalam pemakaman jenazah COVID-19.

“Jadi secara medis sudah aman. Kita tinggal menerapkan protokol bagi pelayat, yaitu dengan menjaga jarak sebelum dimakamkan dan membawa hand sanitizer atau cuci tangan dengan sabun,” jelasnya.

Hilmy juga menyarankan agar masyarakat mendoakan mereka yang meninggal karena corona.

“Doakan para jenazah COVID-19 karena sesungguhnya mereka mati dalam keadaan syahid,” tutup dia.