Yogyakarta, gushilmy.id – Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara telah final. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk negara juga telah final. Keduanya menjadi harga mati, dan kita harus senantiasa menjaganya.

Demikian yang disampaikan oleh Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. selaku anggota MPR dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR yang diselenggarakan di Gedung Sugeng Mardiyono, Pascasarjana lt. 3 Universitas Negeri Yogyakarta (22/11/2019).

Hadir pula pembicara lain dalam kesempatan tersebut adalah Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Rektor UNY), Dr. Samsuri, M.Ag. (Kepada Pusat Studi Pancasila UNY), serta M. Ainul Yaqin, M.Ed. (Ph.D. Candidate – Dosen Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga).

Final yang dimaksud oleh Hilmy adalah tidak perlu ada penambahan hal-hal lain seperti Pancasila bersyariah atau hal lainnya. Pun demikian dengan bentuk negara kita. Tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan. Kebebasan beragama dan menunaikan segala bentuk ibadah difasilitasi, dijamin dan dihargai oleh komponen bangsa.

“Pancasila kita ini sudah bersyariah. Sebagai contoh, ada undang-undang pengelolaan zakat, undang-undang perkawinan, dan lain sebagainya. Maka dari itu, Pancasila sudah bersyariah. Memang, secara ideal, praktiknya belum bisa mengakomodir semua kepentingan, tapi justru itu yang menjadi pokok sila ke-4 kita, yaitu bermusyawarah untuk menuju hal yang ideal. Jadi, dalam bermasyarakat, yang perlu kita cari adalah persamaannya, bukan perbedaannya,” jelas senator dari D. I. Yogyakarta itu.

Di sisi yang lain, Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., menyampaikan bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan karakter. “Implementasi kehidupan berpancasila sejak dini melalui pendidikan karakter dapat diharapkan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap Pancasila,” ujarnya.

Lebih luas, menurut Dr. Samsuri, M.Ag., Pancasila perlu tak hanya dibicarakan di ruang-ruang pendidikan. Pancasila harus masuk ke ruang privat di tengah-tengah keluarga hingga ruang publik. “Tapi sayangnya, Pancasila tak popular di generasi milenial. Maka pemanfaatan teknologi 5.0 harus lebih dimaksimalkan untuk menyebarluaskan semangat Pancasila dengan cara-cara yang kreatif,” tuturnya.

Sebagai penutup, Ainul Yaqin, M.Ed. (Ph.D. Candidate) mengharapkan para elit politik dapat memberikan tauladan bagi masyarakat dalam menjalankan keempat pilar tersebut dalam kehidupan berpolitik yang demokratis.