Yogyakarta, gushilmy.id – Sebagai generasi muda yang akrab dengan media sosial, sebaiknya kita tidak perlu ikut membagikan postingan-postingan yang bersifat hoaks atau mendiskreditkan seseorang. Kita harus bisa memanfaatkan media-media online dengan tepat.
Hal itu menjadi alasan mengapa Workshop Pemanfaatan Media Daring dilaksanakan di Kantor DPD DIY (3/11/2019). Alasan itu disampaikan oleh Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. atau Gus Hilmy selaku pembicara sekaligus penyelenggara acara tersebut.
Hadir pula pembicara lain Muhammadun, M.Ag. (Direktur Bangkitmedia.com) dan M. Husen Asyhari (praktisi cyber security). Acara tersebut dihadiri oleh kalangan muda dari berbagai pondok pesantren dan pergruan tinggi.
“Sebagian besar peserta merupakan admin dari akun media sosial di pondok pesantren maupun organisasi masing-masing,” tutur Hilmi Fauzi selaku ketua panitia.
Menurut Gus Hilmy, perkembangan zaman saat ini sangat menantang. Terutama karena hadir teknologi 4.0 yang membuat kita mudah terhubungan melalui jejaring media online yang tersedia. “Saya sangat bergairah dengan tantangan seperti ini, karena hari ini trennya serba media digital,” katanya.
Pada sesi yang sama, Husen juga menyampaikan bahwa penggunaan teknologi ini didominasi oleh kalangan muda. Sayangnya, yang muda ini juga mudah dimanfaatkan, terutama emosinya. Padahal menurutnya, “Akhir-akhir ini kita mendapatkan fasilitas yang sangat besar, kita harus bisa memanfaatkan. Kalau NU dapat direkatkan, tidak mungkin kita tidak bisa menguasai. Karena anak Muda kita (NU) adalah 59%. Ingat, bahwa goalnya hari ini adalah konten.”
Mengenai konten ini, Muhammadun menyampaikan bahwa media-media pendok pesantren harus memiliki konten yang khusus dan berbeda, yang berangkat dari keilmuan di pondok pesantren. “Cara melawan wacana-wacana hoaks yang berkembangan dan penafsiran ajaran yang ngawur, pondok pesantren ini menjadi jawabannya. Oleh sebab itu, konten website pondok pesantren sebaiknya tidak hanya informasi internal, tapi juga wacana keilmuannya.” Tutupnya.