REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Senator sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, KH Dr Hilmy Muhammad (Gus Hilmy) mengatakan sampai hari ini umat Islam terus diuji dengan pembakaran al-Qur’an dan penghinaan sosok Nabi Muhammad. Di Swedia misalnya, Alquran dibakar dan baru-baru ini kembali muncul animasi yang menghina sosok Rasulullah SAW.

“Kehebatan al-Qur’an dan kebesaran Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alayhi wasallam tidak akan menjadi kerdil dengan hina-hinaan seperti apa pun. Ibarat air laut, akan tetap asin bahkan jika ada hujan sepanjang tahun,” ujar pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut.

Menurutnya, tindakan-tindakan itu justru menunjukkan bahwa pelakunya tidak memahami sumber ajaran Islam tersebut.

“Ajaran al-Qur’an dan hadits sudah berlaku berabad-abad, tetap relevan dan aktual hingga hari ini. Tidak ada perubahan di dalamnya menunjukkan bahwa ajarannya mampu membimbing umat, dan semakin hari semakin bertambah banyak jumlahnya. Kita prihatin, Penistaan terhadap keduanya justru menunjukkan ketidakmampuan orang memahami keduanya dengan sebenar-benarnya,” ungkap Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut.

Untuk itu, Gus Hilmy meminta agar umar Islam tidak over reaktif, tetapi menyerahkan prosesnya kepada pihak-pihak yang berwenang.

“Ini memang meresahkan kita, tetapi harapannya ini tidak membuat umat Islam over reaktif. Namun kita minta Kemekominfo untuk men-take down akun tersebut, dan polisi segera mengusutnya. Dan tugas kita adalah melaporkan channel-channel yang menayangkan tindakan-tindakan itu dan memblokirnya. Kalau kita over reaktif, justru itulah yang diharapkan dari pembuat channel agar kita juga melakukan hal yang sama kepada agama lain,” kata pria yang juga anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut.

Gus Hilmy juga mengingatkan, ujian ini merupakan bagian dari upaya memecah belah kerukunan umat beragama dan kehidupan berbangsa di Indonesia.

“Kita memiliki Pancasila dan semangat Kebhinekaan yang harus kita junjung tinggi. Itulah benteng kita bersama, yang menjadikan kita hingga hari ini tetap harmoni dan lestari dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.