Lahir Batin untuk Jogja Istimewa. Ini tagline kampanye Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. ketika berjuang memerolah kursi DPD RI Daerah Pemilihan DIY pada Pemilu 2019. Hasilnya, meski pendatang baru, tokoh yang akrab disapa Gus Hilmy ini mampu memerolah dukungan suara yang sangat signifikan. Berada pada posisi kedua, di bawah GKR Hemas.

Bagi Gus Hilmy, tagline merupakan janji politik yang harus direalisasikan setelah berhasil menjadi senator. “DIY ini (tidak, red.) hanya istimewa, tetapi merupakan daerah yang penuh berkah. Di sini ratusan ribu pelajar dan mahasiswa luar daerah menimba ilmu. Yogya bisa berbagi ilmu dan itu akan membawa keberkahan,” katanya.

Berkah dhohirnya, lanjut Gus Hilmy, kehadiran pelajar dan mahasiswa rantau membawa dampak luar biasa bagi bergeraknya roda perekonomian. Usaha rumah kost tumbuh pesat. Warung, toko kelontong dan semua jasa terkait kebutuhan sehari-hari pelajar dan mahasiswa ikut menikmati berkah dari kehadiran mahasiswa luar daerah.

Masyarakat luar daerah mempercayai Yogya merupakan Kota Pendidikan. Banyak ilmu bisa ditimba di sini. Sehingga mereka rela bahkan mendorong anak-anaknya menuntut ilmu di sini.

“Mahasiswa dari hampir seluruh wilayah Indonesia ada di Yogya. Mereka datang dari berbagai suku bangsa dengan kebiasaan, budaya dan adat istiadat. Kehadiran mereka sedikit memengaruhi kehidupan di sekitar kost,” papar Gus Hilmy ketika ditemui di kediamannya, Kompleks Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak.

Mengelimir dampak negatif dari kehadiran  mahasiswa rantau, menurutnya, harus ada peraturan yang jelas dan tegas. Bahwa para mahasiswa kost tersebut selama menuntut ilmu di Jogja harus ada ‘orang tua’ atau wali yang mengawasi dan membimbing sebagai pengganti orang tua mereka. Peran ini bisa dilakukan oleh induk semang pemilik kost.

“Perda tentang rumah kost harus tegas mengatur, rumah kos harus ada yang menjaga atau induk semang dan bertanggung jawab menjaga ketertiban. Jika aturan ini ditegakkan, akan semakin menumbuhkan kepercayaan mesyarakat luar daerah yang akan menguliahkan anak-anak mereka di Joga,” kata Gus Hilmy.

Menurutnya, selain potensi ilmu pengetahuan modern, sebenarnya ada potensi yang dimiliki DIY yang jika dieksplorasi dan dikolaborasikan dengan lembaga pendidikan. Akan menjadi semakin kuatnya daya tarik mahasiswa luar daerah kuliah di sini. Yogya dikenal sebagai kota budaya.

“Mengapa budaya kita yang adiluhung ini tidak dieksplorasi secara sistematis, dikenalkan, diajarkan, dan ditanamkan kepada pelajar dan mahasiswa, termasuk yang dari luar daerah?”

 

* Dimuat di koran Minggu Pagi No. 08 TH 73 Minggu IV Mei 2020, halaman I.