Acara apa pun di Jogja adalah reuni gratisan. Saya bisa bertemu banyak orang hebat. Tidak mungkin saya sebutkan orang orangĀ hebat Jogja dan Jakarta yang tumpah ruah di UIN Sunan Kalijaga pagi ini (18/12/2019).

Walaupun sebagian besar di antara mereka, tahun 2019, belum mampu menguasai negara. Levelnya masih dikadalin negara. Berarti levelnya sama saja, kelas heboh.

Ini tidak ada kaitannya dengan politik. Pagi ini saya ikut ambil berkah dengan atau atas penganugerahan gelar doktor honoriscausa kepada Ibu Nyai Hj. Dra. Sinta Nuriah Abdurrahman Wahid, M. Hum, yang menurut saya yang oon ini terhitung telat.

Ibu Nyai Sinta adalah teladan semaknanya. Beliau termasuk dalam golongan yang terkecualikan dari keumuman apa pun. Beliau adalah teladan hidup yang masih ada.

Tapi kita harus tetap mengapresiasi apa yang dilakukan Mas Kiai Prof. Dr. Yudian Wahyudi, Phd., dan segenap civitas akademika UIN Sunan Kalijaga. Terutama, Mas Prof. Shodiq, dosen dan teman baik saya.

Kredit foto:

Ini satu satunya foto yang saya anggap layak untuk saya unggah di tengah tumpah ruahnya rasa bangga dan bahagia atas anugerah untuk Bu Nyai Sinta.

Saya memang pilih-pilih soal cium tangan dan foto bareng. Beliau di samping saya ini datang sendiri, tanpa aksesori apa pun, tanpa kehebohan apa pun.

Orang berilmu tambah tawadhu. Orang semakin berkuasa akan bertambah sederhana dan bijak. Tapi satu atau dua orang yang seperti itu. Umumnya orang, ya kemarukan.

 

*) Dikutip dari akun FB Hasan Basri