Bantul (KR) – Calon anggotan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari DIY, Hilmy Muhammad seakan menikmati hasil atas soliditas warga Nahdliyin yang memberikan dukungan kepadanya. Calon yang biasa dipanggil Gus Hilmy dan mendapat rekomendasi Nahdlatul Ulama (NU) DIY, secara tidak terduga mendapat dukungan cukup besar, sehingga diprediksi mampu masuk 4 besar peraih suara terbanyak.
Pria yang rela melepaskan status dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga untuk bisa menjadi calon DPD, mengapresiasi atas soliditas yang terbangun, untuk meloloskan wakil dari organisasi masyarakat, yakni NU DIY lolos ke senayan.

Dari perhitungan timnya dengan data saksi-saksi, suaranya telah menembus angka 200 ribu bahkan bisa lebih. Meskipun demikian, Gus Hilmy akan menunggu hasil resmi yang dikeluarkan KPU. Pencapaian tersebut cukup mencengangkan karena mampu menyalip perolehan caleg DPD petahana.

“Saat ini sudah mencapai 200 ribu suara, tetapi sekali lagi itu hitungan dari internal kami. Untuk pastinya bisa dilihat lewat pengumuman resmi dari KPU,” ujar Gus Hilmy kepada KR, (Selasa (23/4).

Menurutnya, raupan suara tersebut juga tidak lepas atas perjuangan dari tim sukses dan relawan yang tersebar di seluruh wilayah DIY. Karena dalam tahapan pemilu lalu, pihaknya mendapat dukungan dari berbagai elemen di masyarakat. Termasuk adanya 60 relawan yang berjuang di lapangan untuk meraih simpari rakyat DIY. Sehingga sejak awal memang sudah fokus menggarap pemilih milenial. Kaum milenial harus diberikan tempat untuk menyalurkan aspirasinya.

Oleh karena itu, Gus Hilmy belum bisa berbicara banyak terkait program ke depannya. Pihaknya masih menunggu pengumuman resmi KPU. Meski begitu, sejumlah program sudah ada dalam angannya. “Tentu saya harus banyak minta nasihat dan bimbingan incumbent, karena masuk DPD ini merupakan hal baru. Selama ini lebih banyak di lingkungan pesantren dan kampus,” ujarnya.

Gus Hilmy mengatakan, ada beberapa fokus perhatiannya, di antaranya bidang pendidikan. “Marwah kota Yogyakarta sebagai kota pelajar harus dijaga. Termasuk Kraton Yogyakarta sebagai pusat peradaban dan kebudayaan harus dijaga, jangan sampai luntur,” ujarnya. Selain itu, pondok pesantren di Yogyakarta harus selalu dijaga. Karena terdapat pondok pesantren di Yogyakarta yang sangat terkenal di seantero negeri, salah satunya Ponpes Krapyak. (Roy)-f.