KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA — Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DIY, Hilmy Muhammad atau kerap disapa Gus Hilmy mengirim pesan khusus untuk pimpinan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta jangan terburu-buru membuka perkuliahan tatap muka. Saat ini pemerintah belum menyatakan pandemi virus Corona atau Covid-19 berakhir.
“Tatap muka maupun daring intinya sama saja. Kalau kita bersungguh-sungguh menuntut ilmu maupun bekerja, insyaAllah Allah SWT akan memberikan balasan sesuai apa yang kita kerjakan,” ungkapnya pada Halal bi Halal UNU Yogyakarta secara virtual, Sabtu (13/6/2020).
Menurut Gus Hilmy, pandemi merupakan ujian bagi orang, lembaga maupun organisasi. “Masa yang saya sebut sebagai Pakulinan Enggal (New Normal) ini menuntut kita untuk sabar dan ini hanya sementara,” kata dia.
Menurut dia, UNU Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan memiliki tiga ruh yang terus dijaga yaitu menyiapkan civitas akamedika yang mampu menghadapi tantangan-tantangan baru, inovatif mencari celah berprestasi serta kontekstual untuk selalu hadir dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kita semua termasuk Kementerian Agama RI harus memberikan kesempatan kepada UNU Yogyakarta,” tandasnya.
Halal bi Halal yang dimoderatori Wakil Rektor III UNU Yogyakarta Dr Senawi MP ini diikuti Wakil Menteri Agama (Wamenag) Drs H Zainud Tauhid Sa’adi MSi.
Pada layar monitor terlihat pula Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nadlatul Ulama (PWNU) DIY Dr H Arif Rahman, Kepala Kanwil Kemenag DIY Drs H Edhi Gunawan M Pdi, civitas akademika dan mahasiswa serta Kepala SMA/SMK/MA Ma’arif se-DIY.
Wamenag Zainud Tauhid mengatakan di masa pendemi semua bidang dipaksa melakukan kajian-kajian ulang untuk menyesuaikan dengan kondisi.
“Covid-19 memaksa kita berubah dari peradaban lama ke peradaban baru. Kita dituntut hidup hemat dan sederhana serta beradaptasi dengan teknologi,” kata dia.
Berdasarkan literatur sejarah, setiap muncul pandemi selalu melahirkan peradaban baru. Inilah sunatullah. “Wabah ini juga memberi peringatan kepada kita yang cenderung matrealistik mengabaikan rasa kemanusiaan,” katanya.
Meski semua orang terkena imbas musibah yang sama, namun dampak yang dirasakan akan berbeda jika bisa mengambil hikmahnya.
Bagi orang optimistis wabah ini menjadi berkah. Sebaliknya di tangan orang pesimistis akan menjadi bencana. “Semua orang mestinya bersikap optimistis, kreatif dan inovatif,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu Edhi Gunawan mendorong civitas akademik UNU tidak mengkambinghitamkan Covid-19 sebagai alasan untuk berkarya.
Diharapkan civitas akademik UNU Yogyakarta tetap bisa produktif berkarya sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi. “Jangan jadikan pandemi sebagai alasan menunda hal apa pun,” katanya.
Rektor UNU Yogyakara Purwo Santoso mengatakan silaturahim ini sebagai upaya meluaskan jejaring civitas akademika.
UNU Yogyakarta telah mengembangkan kebebasan belajar yang saat ini menjadi kebijakan Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.
“UNU mengembangkan arahan Mas Menteri Pendidikan yaitu merdeka belajar yang diintegrasikan dengan blended learning. Tidak hanya mengintegrasikan antara ilmu pesantren dengan nonpesantren, melainkan juga metode belajarnya, online maupun tatap muka,” jelasnya. (sol)