Sleman, republika.co.id – Kanwil Kemenag DIY tengah menggelar Ekspo Pendidikan Islam yang diikuti hampir 160 madrasah se-DIY. Pada kesempatan itu, turut diluncurkan Gerakan Literasi Madrasah dan aplikasi e-learning, pembelajaran berbasis elektronik untuk madrasah.

Kepala Kanwil Kemenag DIY, Muhammad Lutfi Hamid menilai, e-learning merupakan satu pergerakan paling progresif untuk pembelajaran berbasis elektronik. Ia menekankan, itu jadi salah satu bagian perwujudan Gerakan Literasi Madrasah.

Ia mengungkapkan, peluncuran yang dilakukan di Ekspo Pendidikan Islam yang bertempat di salah satu ritel ternama turut memiliki tujuan. Menurut Lutfi, tujuannya tidak lain agar madrasah memiliki jangkauan yang lebih luas lagi di generasi milenial.

Narasumber lain, Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga, Sahiron Syamsuddin berpendapat, ilmu yang didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dienyamnya sangat bermanfaat. Termasuk, untuk melangkah ke luar negeri.

Salah satunya, kebiasaan lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan melalui tiga bahasa yaitu Indonesia, Arab, dan Inggris. Sahiron yang lulusan Pondok Pesantren Krapyak itu mengaku begitu terbantu dengan bekal-bekal tersebut.

Meski begitu, kualitas lembaga-lembaga pendidikan Islam baik madrasah maupun pondok pesantren, harus terus ditingkatkan. Pengasuh Ponpes Ali Maksum Krapyak, Dr. K.H. Hilmy Muhammad, MA melihat, saat ini masih ada gap kualitas terkait itu.

Bahkan, jika membandingkan madrasah-madrasah aliyah dengan SMA misalnya, ia merasa masih ada gap kualitas yang cukup terang terlihat. Karenanya, ke depan Gus Hilmy meminta ada kesadaran diri untuk melakukan perbaikan-perbaikan itu.

“Kita harus melakukan pembenahan diri, tidak bisa tidak,” kata Gus Hilmy.