Yogyapos.com (YOGYA) – Di banyak hal, pertikaian kerap terjadi. Hari ini, yang terjadi bukan perang fisik, melainkan perang pemikiran. Jika perang fisik merusak infrastruktur, perang pemikiran justru merusak dari dalam. Ini lebih berbahaya. Dan menulis adalah salah satu medianya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr H Hilmy Muhammad MA dalam Workshop Menulis di Era Digital yang terselenggara atas kerja sama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran Yogyakarta dengan Dewan Perwakilan Dewan (DPD) RI, di Gedung DPD RI Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Senin (20/1/2020). Kegiatan ini menghadirkan pembicara Edy AH Iyubenu (CEO Diva Press), Muhammadun MS. (Redaktur Bangkitmedia), dan Iqbal Aji Daryono (Penulis Media Online).
Sebagai pembicara kunci, Hilmy Muhammad menekankan kepada peserta agar selalu memproduksi tulisan atau konten positif untuk masyarakat. Menulis juga merupakan kegiatan penting bagi para pendahulu, baik dalam upaya dakwah maupun perjuangan nasional.
“Dengan memperbanyak tulisan, kita akan memiliki banyak konten positif, konten yang dapat menjelaskan pemikiran Islam dan perdamaian. Tentu saja dengan tuturan yang baik pula, tak perlu berupaya mendiskreditkan orang atau kelompok lain. Kritik boleh, mestinya yang membangun, yang bisa menjadi bahan perenungan. Bukan kritik yang membuat marah pembacanya. Maka tidak heran jika menulis menjadi salah satu media berjuang kita,” kata senator Yogyakarta yang akrab disapa Gus Hilmy.
Dalam kesempatan tersebut, H Jazilus Sakhok Ph D menyampaikan bahwa acara merupakan rangkaian Dies Natalies STAI Sunan Pandanaran ke-VIII.
“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Dies Natalis kali ini kita buat berbeda. Salah satu kegiatannya adalah kita mengadakan workshop Menulis di Era Digital di kantor DPD RI ini,” katanya. (*)