Papua, Dakwah NUPengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta KH. Dr. Hilmy Muhammad (Gus Hilmy Krapyak) beserta istri bersilaturahim di Padepokan ABG Pertapa (Anak Buah Gus Dur – Persaudaraan Tanah Papua) Angkapura, Kota Jayapura.

Gus Hilmy datang dalam kunjungan kerja selaku anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI). Beliau disambut dengan adat “injak piring” (adat Ambai-Serui) oleh Ketua PWNU Papua KH. Toni Wanggai dan keluarga dengan penuh keakraban dan persaudaraan.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Hilmy banyak menyampaikan tentang kiprahnya mengurusi NU mulai dari Pondok Pesantren, mengurusi NU dari tingkat MWC sampai Provinsi hingga menjadi anggota DPD RI. Beliau yang juga menjabat Wakil Katib PBNU memberikan arahan, berbagi cerita dan pengalaman yang menginspirasi bagaimana membangun kerjasama dan sinergi sebagai sesama warga nahdliyin.

“Jam’iyah adalah organisasi sosial-keagamaan dan sudah final, dalam perspektif politik, jama’ah sudah seharusnya sebagai pemegang kekuasaan karena jumlahnya yang mayoritas. Namun manajemen atau tata kelola NU kurang terstruktur dengan baik, sehingga NU mayoritas di dalam kuantitas tapi minoritas dalam kualitas”, paparnya, Senin (14/2/22).

Lebih lanjut, cucu dari KH. Ali Maksum ini menjelaskan bahwa beliau mengurusi NU sejak remaja, hingga saat ini karena meneruskan perjuangan leluhur sebagai petugas NU. Kakek saya adalah Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggantikan KH. Bisri Syansuri lewat munas yang digelar pada 30 Agustus 1981.

“Oleh karena itu, penataan organisasi dengan membangun sinergi sesama warga nahdliyin diperlukan agar akses tata kelola via instrumen negara kita pegang dan kita gunakan untuk kemaslahatan bersama,” imbuhnya.

Lebih lanjut, sesi serba-serbi diisi dengan tanya-jawab tentang kegiatan pesantren, aktivitas sebagai instrumen negara dengan tetap bersinergi dengan grass-root dalam berkhidmat dan hal-hal yang berkaitan dengan pemberdayaan dan penguatan organisasi Nahdlatul Ulama.

Kontributor: Joko Prayitno