JAKARTA, AMUNISINEWS.CO.ID.- Virus Corona Covid-19 menjadi perhatian dunia, dengan adanya negara yang memberlakukan lockdown tentunya. Ini menjadi kebijakan yang diambil melalui keputusan masing-masing Kepala Negara, di setiap negaranya, dengan mewabahnya Covid-19. Yang menjadi Perhatian khusus, saat ini untuk nilai tukar rupiah terhadap US dollar mencapai Rp.15.929.

Berikut adalah petikan wawancara khusus jurnalis amunisinews.co.id, Budi Setiawan bersama Dr. H. Hilmy Muhammad atau biasa disapa Gus Hilmy, Senator DPD RI Dapil Yogyakarta via WhatsApp pada Jumat (20/3).

Tanya: Menurut Gus Hilmy bagaimana pemerintah dalam menangani Corona saat ini?

Jawab: Upaya untuk mengatasi persebaran virus Corona terus dilakukan oleh Pemerintah. Kita harus optimis bahwa kita akan mampu keluar dari pandemi ini. Pilihan Pemerintah adalah dengan melakukan tes massal dan kita harus mendukungnya. Kita harus proaktif ketika tes massal diberlakukan. Jangan menghindari, apalagi merasa ampuh sehingga enggan melakukan tes.

Kita juga berharap Pemerintah dapat menyiapkan fasilitas kesehatan yang mencukupi sehingga pasien yang positif Covid-19 bisa segera ditangani dengan baik dan layak. Selain itu, Pemerintah perlu transparan terkait data pasien. Di sisi lain kita memang ingin melindungi privasi pasien, tetapi ada banyak warga yang terancam jika kita tidak tahu riwayat mobilitas pasien.

Tanya: Pemerintah menetapkan masa darurat bencana corona sampai 29 Mei 2020, apakah sudah tepat?

Jawab: Masa darurat akan terus diberlakukan jika kondisi tidak kunjung membaik. Jika sudah teratasi, tentu, penetapan masa darurat perlu dicabut.

Tanya: Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah hari ini, Kamis (19/3/2020), menyentuh level Rp 15.929. Angka ini tercatat menguat 690 poin atau 4,5% terhadap Rupiah. Bagaimana pendapat Anda?

Jawab: Kondisi saat ini adalah pandemi, dan seluruh negara pasti mengalaminya. Pelemahan rupiah ini terjadi bukan saja karena aktivitas perekonomian kita yang memburuk, melainkan secara global memang sedang terjadi tren. Dan kita sudah pernah dalam kondisi ini, tentu kita perlu optimis untuk bisa bangkit kembali. Semoga pemerintah segera bisa mengatasinya dengan berbagai kebijakan yang juga pro rakyat. Dalam kondisi ini kita memahaminya karena kesehatan adalah yang utama.

Tanya: Menurut Gus Hilmy, apa dampak corona terhadap kehidupan sosial dan ekonomi?

Jawab: Psikologi sosial kita sedang terguncang. Pun dengan kondisi ekonomi. Demikian pula di bidang-bidang yang lain seperti pendidikan, periwisata, dan lain sebagainya. Saling curiga dan saling hujat tidak hanya terjadi secara vertikal (rakyat kepada pemerintah), melainkan juga antargolongan. Ini yang harus kita hindari.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kita belum satu barisan dalam menghadapi Virus Corona. Negara-negara yang berhasil mengatasi pendemi ini karena ada kepatuhan rakyat terhadap Pemerintahnya, dan juga sebaliknya, Pemerintahnya memiliki ketegasan penanganan dan menyediakan fasilitas yang memadai sehingga timbul saling percaya. Kepada masyarakat Indonesia, kita imbau untuk patuh kepada arahan pemerintah.

Tanya: Sejumlah negara seperti Malaysia, Prancis, hingga Italia memutuskan untuk lockdown. Jika Indonesia lockwdown, apa imbasnya ke teknologi?

Jawab: Teknologi memberikan dampat yang luar biasa pada kehidupan kita. Hal ini bisa kita manfaatkan untuk melakukan berbagai kampanye dalam menghadapi Covid-19. Kampanye melalui teknologi terbukti efektif.

Tanya: Sampai hari ini, sudah ada beberapa negara melakukan lockdown, apakah Indonesia perlu melakukan hal yang sama?

Jawab: Keputusan ini tidak bisa hanya kita lihat dari satu sisi. Pemerintah tentu telah memiliki opsi lockdown, tetapi yang dipilih kemudian adalah tes massal. Tentu ini tahapan sebelum menuju lockdown. Kita juga sudah melihat bagaimana Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebutuhan masyarakat jika nantinya terpaksa lockdown.

Bulog telah membuka persediaannya, BUMN sudah membuat antisipasi, Menkeu telah menyiapkan anggaran, demikian pula dengan BPJS. Artinya, pemerintah telah melakukan koordinasi terkait hal tersebut. Kita juga meminta pimpinan daerah untuk bersiap jika lockdown diberlakukan.

Sebagian masyarakat memang menuntut untuk lockdown, tetapi apakah masyarakat kita bisa seluruhnya patuh? Jangan dikira negara yang melakukan lockdown tidak mendapatkan perlawanan dari rakyatnya. Aparat keamanan harus bekerja ekstra. Yang dikabarkan oleh media dunia adalah kisah sukses dari lockdown, bukan prosesnya.

Di sisi lain, sebagian warga kita menggantungkan hidup pada penghasilan harian. Jika kondisi harus lockdown, Pemerintah harus menyiapkan kebutuhan pokok warga dan ini membutuhkan persiapan.

Jadi soal lockdown ini bukan keputusan yang mudah. Harus dipertimbangkan benar-benar sesuai dengan kemaslahatannya. Kalaupun harus lockdown, kan bisa dilihat, apakah cukup Jakarta saja, dan tentu, dalam situasi sekarang ini, tidak bisa semua kota.

Tanya: Kalau melakukan lockdown, bagaimana dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?

Jawab: Lockdown berarti menonaktifkan seluruh aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. Dampaknya pasti membuat ekonomi kita merosot jauh. Recoverinya mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama.

Tanya: Closing Statement, bagaimana mengatasi naiknya tukar nilai dolar, dan solusi Apa yang tepat untuk mengatasi persoalan bangsa ini terkait nilai tukar mencapai Rp 15.929 terkait Virus Corona?

Jawab: Kita sudah pernah dalam kondisi rupiah yang anjlok ketika krisis ekonomi pada saat Orde Baru tumbang, dan kita bisa membuat langkah-langkah yang serupa.

Misalnya dengan kembali mengkampanyekan “cinta produk dalam negeri”, menukar mata uang asing, dan lain sebagainya.

Kita persempit penggunaan akses mata uang asing di dalam negeri.

Usaha dlohir kita lakukan semampunya. Kita percaya pada Pemerintah untuk mengatasi hal ini secara nasional. Namun secara pribadi, kita tidak boleh pasrah. Kita harus berjuang melawan pandemi ini dan membuat gerakan bersama.

Masyarakat umum kita imbau untuk tidak berkerumun dan panik berlebihan, dokter dan perawat berjuang mengobati pasien dan bersama ilmuan berusaha menemukan vaksin, adalah beberapa upaya berjihad dalam menghadapi Covid-19.

Kita harus yakin bahwa dengan persatuan dan kebersamaan, kita bisa melewati krisis ini dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya, kita tawakkal dan terus berdoa. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dan segera mengangkat Virus Corona.