Dr. H. Hilmy Muhammad, MA memberikan ceramah di Masjid Darussalam Ngupasan Gondomanan Yogyakarta. Jamaah masjid tersebut telah memenuhi ruangan yang biasanya digunakan untuk salat berjamaah pada Rabu, 23 Januari 2019.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Hilmy, sapaan akrab Dr. H. Hilmy Muhammad, menyitir sabda Rasulullah.

رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ

“Senenge Gusti Allah bergantung dening senenge wong tuwo loro”.

Salah satu sebab Allah Swt memasukkan kita ke surga disebabkan kedua orang tua rela terhadap perilaku dan perbuatan kita kepadanya.

Dari hadits tersebut kita jadi tahu, pentingnya seorang anak berbakti kepada orang tua. Sebab, syarat kita bisa masuk surga, bisa mendapat kasih sayang Allah, jika mendapat ridlo dari orang tua. Tidak hanya orang tua kandung, melainkan juga mertua, guru-guru, yang juga disebut sebagai orang tua kita.

Dalam hadis Nabi dikatakan,“Berbaktilah kepada kedua orang tua, niscaya anak-anak kalian akan mau berbakti kepada kalian sebagai orang tuanya.”

Hadis di atas bisa menjadi jaminan dalam hukum kausalitas, menghormati akan dihormati, berbakti akan dibakti. Demikian juga jika kita mau merawat, melayani kedua orang tua, maka nanti kelak, anak-anak akan merawat kita.

Dalam hadis Nabi riwayat Ad-dailami juga disampaikan, bahwa, “Doa orang tua kepada anak, itu seperti doa Nabi kepada umatnya.”

Dari hadits رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ, juga memberikan pertanyaan dan perenungan bagi kita semua, kalau saat ini kita adalah orang tua. Apakah kita sudah pantas, sudah siap, dan sudah cukup untuk menjadi juru kunci surga bagi anak-anak kita?

Maka dari itu, dengan kita menjaga keharmonisan keluarga, kepada pasangan kita, maka akan menjadikan panutan bagi anak-anak kita.

“Anak itu ibarat sebuah wadah yang bisa diisi dengan apa saja, dan itu tergantung orang tuanya.” Lanjut Dr. H. Muhammad Hilmy, calon DPD RI Dapil D.I. Yogyakarta no 29.

Lebih lanjut, beliau mentakan bahwa nikmatnya Allah itu sangat banyak, tapi nikmat yang paling besar adalah apabila kita mempunyai anak yang benar. Anak yang benar, adalah anak yang bisa meneruskan cita-cita kita sebagai orang tua. Dan ketika sudah mempunyai anak yang benar, maka tersebut yang akan merawat kita kelak. Karena puncak kenikmatan orang tua adalah ketika mempunyai anak yang pintar. [Lu’luil Maknun]