Melihat perubahan zaman, tidak heran jika kita merasakan perubahan arah perilaku manusia. Kita bisa melihatnya dalam berbagai sisi. Dalam konteks Sumpah Pemuda, telah terjadi pergeseran perilaku pemuda, terutama kearah ambyar. Ambyar, dalam hal ini, merujuk pada salah satu lagu campursari Didi Kempot yang kini sedang trending topic. Lalu bagaimana solusinya?
“Pemuda harus punya prinsip. Prinsip yang kuat. Perubahan dan pergeseran itu tidak bisa ditolak, tapi kalau kita punya prinsip, ke mana pun arah perubahan, sejauh mana pegeserannya, kita tetap tegak dengan prinsip itu,” jawab Evi Zainal Abidin, B.Comm. kepada salah satu peserta diskusi, Layli dari Kompleks Beta.
Tema pemuda menjadi bahasan utama dalam Dialog Santri dengan tajuk Refleksi Sumpah Pemuda, Santri dan Pancasila. Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Santri Nusantara (LKSN) di Kompleks H, Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta (28/10/2019).
Selain Evi, hadir pembicara lain Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. dan Ir. H. Bambang Sutrisno, M.M. Ketiganya merupakan anggota DPD RI periode 2019 – 2024.
Menurut Evi, hal lain yang harus dihindari pemuda saat ini adalah boros. Boros cenderung mengarahkan pada menyia-nyiakan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Ia pun menyontohkan ketika dirinya kampanye dan berhasil lolos sebagai anggota DPD, dengan anggaran yang relatif irit tapi memiliki strategi yang tepat. Pengalamannya selama satu dekade lebih dalam politik membuktikan hal tersebut sangat efektif.
“Yang terpenting dalam sebuah perjuangan politik itu bukan perempua atau laki-laki. Perjuangan perempuan harus setara dengan laki-laki tanpa ada satu pihak pun yang saling merendahkan. Jadi perempuan jangan cengeng. Dalam perjuangan itu, kita harus punya cita-cita yang besar. Misalnya saya bercita-cita ingin membangun dan menguatkan karakter bangsa. Cita-cita itulah yang membuat saya kemudian dipercaya oleh masyarakat.” Tutup Evi.