Gus Hilmy dalam khotbah Jum’ahnya di Masjid Almunawwir Krapyak (22/03/2019) menyampaikan khotbah dengan tema Peringatan Dirgahayu 96 Tahun Nahdlatul Ulama yang jatuh pada 16 Rajab 1440. Berikut materi khotbahnya:
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Mari kita haturkan ungkapan syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah Ta’ala, yang telah memberi nikmat dan anugerah yang tak terhingga banyaknya. Mari ungkapan itu kita upayakan melalui penguatan takwa kita dengan cara melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Antara anugerah Allah yang terbesar kepada bangsa Indonesia adalah kewujudan organisasi Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh para wali, para kiai dan alim ulama, pada tanggal 16 Rajab 1344 H., bertepatan tanggal 31 Januari 1926 M di Surabaya. NU didirikan untuk dua tujuan utama, yaitu:
pertama, himayatud-din, maksudnya: upaya perlindungan ajaran ahlus-sunnah wal jama’ah dari penyelewengan-penyelengan ajaran Islam yang berlaku di Indonesia, maupun di level dunia internasional; dan kedua, himayatud-dawlah, artinya: upaya pembelaan dan penjagaan tanah air Indonesia dari penjajahan, baik penjajahan fisik, maupun penjajahan mental spiritual, berupa kebodohan, kemiskinan dan ketidakadilan sosial.
Dan yang berlaku sungguh terbukti nyata. NU mampu meneguhkan dirinya sebagai organisasi pewaris ajaran Nabi dan para sahabat (ahlus-sunnah), sekaligus organisasi yang diikuti oleh mayoritas masyarakat Indonesia (al-jama’ah). Hal ini tidak lepas dari upaya pemurnian ajaran-jarannya yang didasarkan atas sanad (rangkaian keilmuan para guru), dan dipastikan kesahihannya melalui pedoman-pedoman yang teruji sejarah hasil rumusan para imam madzhab. Ajaran NU karena itu sangat terlihat karakternya yang moderat, toleran, seimbang dan tidak ketinggalan jaman. Dakwah NU juga dilakukan dengan penuh hikmah, tanpa paksaan dan kekerasan, tidak bertabrakan dan malah merangkul budaya lokal tempatan, hasil olah cipta para Wali Songo di tanah Jawa, dan ulama-ulama lain yang seide, sepemikiran, yang ada di Nusantara ini.
Adapun dalam konteks berbangsa dan bernegara, NU beberapa kali menjadi organisasi terdepan dalam kiprah kebangsaan. NU penggerak rakyat dalam memerangi penjajahan. NU ikut serta merumuskan dasar negara Pancasila dan tujuan negara melalui rumusan Pembukaan UUD 1945. NU menjadi garda terdepan dalam menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dan terbukti Pancasila mampu menjadi solusi alternatif kita, di saat banyak bangsa dan negara gagal merumuskan arus utama ideologi mereka, yang karenanya mereka tercerai berai, dan bahkan berperang sesama anak bangsa dan sesama muslim.
NU menerima kewujudan bangsa Indonesia dengan berbagai keragamannya. NU bahkan mewajibkan warga demi membela tanah airnya dan memberi predikat jihad fi sabilillah bagi upaya tersebut. Dari sebab besarnya pengikut NU, dan jelasnya konsep kebangsaan NU, tidak heran kemudian di Indonesia ada Kementerian Agama, ada Hari Santri, ada berbagai UU yang bernuansa syariah: UU Zakat, UU Haji, UU Wakaf, UU Perbankan Syariah, UU Perkawinan, UU Peradilan Agama, UU Jaminan Produk Halal dan masih banyak lagi. Semuanya merupakan penerapan hukum syar’i dalam bingkai NKRI.
Demikian ini kiranya patut untuk disyukuri. Dan antara caranya adalah dengan senantiasa ikut nguri-uri dan mendukung keputusan-keputusan organisasi; mengikuti dawuh dan arahan-arahan para kiai yang menjadi panutan NU di setiap level kepengurusan; dan membantu program-program kerja NU, dan semua badan otonom yang ada dalam koordinasi NU. Dengan syukur seperti ini, semoga kita diberi tambahan nikmat oleh Allah Ta’ala, dengan diberikan putusan-putusan, ketetapan-ketetapan yang sesuai dengan syariat Allah, yang dengan itu semoga keberkahan senantiasa menyertai kita, bangsa Indonesia. Dirgahayu Nahldatul Ulama, semoga keberadaannya semakin dirasakan masyarakat, semakin berkah dan mashlahah, Amin.
Jama’ah Jum’at yang disayang Allah,
Demikian khutbah ini disampaikan, semoga dapat dipahami dengan baik dan memberi pencerahan dalam kehidupan kita. Dan semoga kita senantiasa dilindungi oleh Allah dalam upaya kita melaksanakan semua aturan agama dengan sebaik-baiknya, amin.
Krapyak, 15 Rajab 1440 H.