nubantul.or.id – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menyelenggarakan kaderisasi formal, Latihan Kader Muda, Jumat (29/07/2023). Acara yang berlangsung selama tiga hari ini diselenggarakan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bantul, Jalan Imogiri Barat, Semail Bangunharjo, Sewon.

Kegiatan ini dihadiri Rois Syuriah PCNU Bantul, KH. Damanhuri, Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) DIY, KH. Hilmy Muhammad, serta Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantul, H. Subhan Nawawi, dan Ketua Tanfidziyah MWCNU Sewon K. Jumadi.

Ketua PC IPNU Bantul, Danil Ifani Mawardi mengucapkan rasa terima kasih yang besar kepada semua hadirin yang telah memberikan dukungan pada agenda ini.

“Kami mengangkat tema Optimalisasi Peran Pelajar Menuju Kaderisasi yang Massif, Adaptif, dan Progresif. Kami berharap melalui doa dan dukungan dari seluruh hadirin, peserta yang terpilih dapat melahirkan generasi penerus Nahdlatul Ulama yang handal dan berkualitas,” ujar Danil.

Ketua PW IPNU, Didi Manarul Hadi, juga menegaskan bahwa IPNU IPPNU sebagai organisasi pengkaderan harus senantiasa menjalankan kerja kaderisasi. Alumni Lakmud diharapkan menjadi kader militan, kuat, dan berkualitas. Hal yang sama berlaku untuk IPNU dan IPPNU Bantul, di mana jumlah anggota tidak hanya menjadi fokus, tetapi juga kualitasnya.

Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih memberikan apresiasi atas kegiatan Lakmud ini. Beliau menyatakan bahwa kegiatan tersebut sejalan dengan visi Bantul dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul, berkarakter, dan berbudaya istimewa, termasuk untuk kalangan pelajar.

Acara resmi dibuka dengan pemukulan gong dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Damanhuri selaku rois syuriah PCNU Bantul.

Pada sesi Stadium Generale yang disampaikan oleh Dr. KH. Hilmy Muhammad, anggota DPD RI DIY, menyampaikan beberapa pesan dengan

mengutip keteladanan dari Nabi Ibrahim Alayhissalam.

“Jagalah hati dan integritas, karena dengan demikian kita akan dihargai. Untuk memiliki integritas ini, kita harus senantiasa menjaga hati agar bersih, tulus, dan tidak terjerumus dalam maksiat,” tegas Gus Hilmy.

Pengasuh Pondok Pesanten Krapyak menambahkan bahwa rasa ingin tahu adalah hal yang penting. Nabi Ibrahim berani bertanya kepada Allah SWT tentang bagaimana menghidupkan barang yang mati, dan dialog ini luar biasa sehingga Nabi Ibrahim meminta bukti untuk memperkuat keyakinannya.

“Rasa ingin tahu harus dikembangkan dengan perilaku adaptif, kreatif, dan berfikir out-of-the-box,” tambahnya.

Point ketiga adalah berani mengkritisi keadaan adalah hal yang diperlukan. Gus Hilmy mengingatkan orang tua, termasuk pemerintah yang saat itu dipimpin oleh Raja Namrud, seorang raja diraja dengan kekuasaan besar. Hari ini, Gus Hilmy mengkritisi kebijakan Kantor WilayahKementerian Agama DIY mengenai pemberlakuan lima hari madrasah yang mengurangi waktu untuk madrasah diniyah.

“Hal ini kontras dengan upaya penanggulangan kenakalanbremaja melalui madrasah diniyah. Kita harus berani mengkritisi kebijakan yang dia,” ungkap Gus Hilmy.

Peserta pelatihan mencapai total 74 kader, terdiri dari 38 anggota IPNU dan 36 anggota IPPNU. Dari jumlah tersebut, 66 peserta berasal dari 14 Pengurus Anak Cabang (PAC) di Kabupaten Bantul, kecuali dari wilayah Kretek, Sanden, dan Srandakan.

 

Kontributor: Fauzi Hilmy & Sarif Jabroni